Cara menampilkan Hari, Bulan, Tanggal dan Tahun pada web browser.

  1. Ketiklah script ini pada notepad.

    save dengan nama : operator.php
  2. Lalu simpan pada drive : C:\xampp\htdocs\materi_PHP. File harus disimpan di dalam Folder XAMPP, di sub folder bernama htdocs. Jika tidak disimpan didalam folder tadi maka tidak akan jalan.
  3. Jalankan pada web browser, sebelum itu pastikan control panel pada PC sudah di running.
  4. Tuliskan pada address browser dengan mengketik formatnya seperti ini : localhost/nama_folder/file.php  => jika nama folder menggunakan spasi tambahkan tanda ‘ %20’ pada spasinya. jalankan script tadi yang sudah disave dengan menuliskan :
  5. maka Tampilannya akan seperti ini :

Rapuhnya Sekolah Kami

Jauh dari kota tak lantas menyurutkan warga Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah, dalam urusan menuntut ilmu. Semangat menuntut ilmu, bukan saja ditunjukkan saat kegiatan belajar-mengajar dilangsungkan. Di luar alat tulis dan buku pelajaran, sebagian bahkan terpaksa mengangkut meja belajar dari rumah, demi mengejar cita-cita.
Hampir seluruh penduduk di pelosok desa –tak jauh dari genangan Waduk Kedungombo, itu memiliki tingkat pendidikan memadai, minimal tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Meski jenjang pendidikan dasar yang menjadi penentu dilalui dengan berkelesot di serambi masjid akibat ketiadaan ruang kelas.
Religiusitas, rupanya menjadi faktor kunci keberhasilan pendidikan di desa itu. Spirit bahwa mencari ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim, membuat desa itu bebas buta huruf. Uniknya, mayoritas penduduk masih mempercayakan jenjang pendidikan dasar anak-cucu mereka ke satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah (MI) “Al Ma’arif” yang ada di desa itu. Kecenderungan memadukan ilmu duniawi dengan ilmu agama itu, bahkan mengakibatkan dua sekolah dasar negeri di sana, nyaris gulung tikar akibat kekurangan murid kian rapuh. Ketiadaan dana, baik yang berasal dari Nahdlatul Ulama sebagai induk organisasinya maupun Departemen Agama yang membawahkannya, membuat gedungnya nyaris runtuh. Beberapa ruangan, bahkan harus disekat dengan papan untuk menampung 140 siswa/siswi dari Kelas I hingga Kelas VI. Untung, keceriaan selalu mewarnai kelas-kelas kumuh mereka.

Anak Pulau Harus Semangat Sekolah

Anak-anak yang ada di daerah hinterland (pulau) harus bersemangat untuk bersekolah, meski tempat sekolah berada di pulau lain. Kemajuan pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan.

Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan hal itu di sela-sela silaturahmi dengan tokoh masyarakat Pulau Seraya, Kelurahan Batu Legong, Kecamatan Bulang, Rabu (27/10).

Menurutnya, peningkatan sumber daya manusia (SDM) untuk kawasan hinterland hingga kini tetap merupakan salah satu prioritas Pemko Batam.

“Pemerintah bertanggung jawab untuk memajukan semua kawasan, termasuk kawasan hinterland. Satu-satunya meningkatkan kemajuan dalam dunia pendidikan,”katanya.

Meskipun saat ini untuk kawasan hinterland belum bisa dibangun sekolah secara keseluruhan, tapi secara berangsur-angsur pemerintah sudah memulainya. Seperti halnya, Pulau Seraya dengan jumlah penduduk 147 kepala keluarga (KK) ini sudah dibangun gedung SD.

Untuk SMP dan SMA dibangun di pulau sebelah, Pulau Puluh. Dengan adanya sekolah itu, anak pulau jangan malas lagi untuk menuntut ilmu. Melalui program subsidi, pemerintah juga telah memberikan bantuan transportasi sebesar Rp3 ribu untuk setiap anak sekolah Pulau Seraya yang sekolah ke Pulau Buluh.

Dukungan lain juga diberikan dengan pendirian asrama di Pulau Buluh. Siswa yang tinggal di asrama juga disubsidi biaya makan setiap harinya oleh Pemko Batam.

“Tidak ada alasan lagi anak pulau tertinggal. Anak pulau harus bisa bersaing dengan anak di perkotaan dari segi SDM dan dibutuhkan dunia kerja,”ungkapnya.

Dalam kunjungan itu, Ahmad Dahlan juga memberikan bantuan sejumlah uang kepada Ketua Pengurus Masjid Baitul Rahman Pulau Seraya dan bantuan kain sarung beserta uang kepada Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang ada di pulau itu.

“Secara fisik, kondisi masjid yang sehari-hari digunakan masyarakat sebagai tempat ibadah terlihat rusak. Plafonnya harus kita perbaiki,”ujar Dahlan.